KASUS kekerasan seksual akhir-akhir ini santer kembali.
Menghiasi berita di berbagai media. Sepertinya negeri ini sudah
benar-benar darurat zina.
Satu saat Imam Asy
Syafi’i ditanya mengapa hukum bagi pezina sedemikian beratnya?
Wajah Asy Syafi’i memerah, pipinya merona delima.
“Karena, ...” jawabnya
dengan mata menyala, “Zina adalah dosa yang bala’ akibatnya mengenai semesta
keluarganya, tetangganya, keturunannya hingga tikus di rumahnya dan semut di
liangnya.”
Beliau ditanya lagi. Dan
mengapa tentang pelaksanaan hukuman itu? Allah berfirman, “Dan janganlah
rasa ibamu pada mereka menghalangimu untuk menegakkan agama!”
Asy Syafi’i terdiam.
Beliau menunduk, menangis.
Setelah sesak sesaat, beliau berkata, “Karena zina seringkali
datang dari cinta, dan cinta selalu membuat kita iba. Dan syaitan datang untuk
membuat kita lebih mengasihi manusia daripada mencintai-Nya.”
Beliau ditanya lagi,
“Dan mengapa, Allah berfirman pula, “Dan hendaklah pelaksanaan hukuman mereka
disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman.”
Bukankah untuk
pembunuh, si murtad, pencuri, Allah tak pernah mensyaratkan menjadikannya
tontonan/disaksikan orang banyak?
Janggut Asy-Syafi’i
telah basah, bahunya terguncang-guncang, “Agar menjadi pelajaran…”
Beliau terisak… “Agar menjadi pelajaran…”
Beliau tersedu… “Agar
menjadi pelajaran…”
Beliau terisak…
Lalu bangkit dari duduknya, matanya kembali menyala, “Karena
ketahuilah oleh kalian.. sesungguhnya zina adalah hutang.”
Hutang, sungguh hutang
dan salah seorang dalam nasab pelakunya pasti harus membayarnya!”
Ya, hindarilah segala yg
tidak pantas untuk dilakukan oleh seorang muslim. Zina adalah hutang, hutang,
hutang. Jika engkau berhutang, maka ketahuilah bahwa tebusannya adalah anggota
keluargamu.
Barangsiapa berzina,
maka akan ada yang dizinai, meskipun di dalam rumahnya.
*Sumber: Islampos.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar