Iklan Blogger

Kamis, 19 Mei 2016

Asal Usul Iblis


Dalam sebuah cerita, disebutkan bahwasanya iblis itu dahulu memiliki kedudukan yang sangat tinggi dan hamba Allah SWT yang taat. Dia memiliki nama Al-Abid yang artinya ahli ibadah pada langit pertama. Pada langit kedua, iblis disebut dengan Az-Zahid dan di langit ketiga diberi nama Al-Arif. Di langit keempat namanya adalah Al Wali. Pada langit ke lima namanya adalah At-Taqi. Sedangkan nama di langit keenam dan ketujuh adalah Al-Kazin dan Azazil. Namun sayang, di Lauhul Mahfudz, tulisan “Iblis” terselubung rapi, tidak satupun makhluk yang tahu kecuali Allah, tertera Al-kafir Al-mal'un (Iblis ingkar terkutuk).

Iblis ini merupakan keturunan dari bangsa jin. Beribu-ribu tahun sebelum manusia diciptakan, Allah sudah menciptakan malaikat dan jin. Malaikat diciptakan Allah dari cahaya, sedangkan Jin diciptakan Allah dari nyala api. Firman Allah dalam surat Ar Rahman,

(14). خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ صَلْصَالٍ كَالْفَخَّارِ

(15). وَخَلَقَ الْجَانَّ مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَارٍ

“Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar, dan Dia menciptakan jin dari nyala api.”

Mereka dibedakan antara laki-laki dan perempuan. Dan dunia ini sudah dihuni oleh bangsa jin. Jin sebagaimana Manusia, diciptakan dengan diberikan akal dan nafsu. Mereka juga diberikan beban perintah dan larangan syariah. Di antara mereka ada yang taat beribadah dan ada juga yang membangkang. Karena hakikat penciptaan mereka juga adalah untuk beribadah kepada Allah SWT., sesuai firman Allah Q.S. Adz Dzariyaat: 56,

 وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia, kecuali untuk beribadah kepada-Ku.”
Firman Allah SWT : QS Al Jin :11-15
وَأَنَّا مِنَّا الصَّالِحُونَ وَمِنَّا دُونَ ذَلِكَ كُنَّا طَرَائِقَ قِدَدًا (١١(
“ dan Sesungguhnya di antara Kami ada orang-orang yang saleh dan di antara Kami ada (pula) yang tidak demikian halnya. adalah Kami menempuh jalan yang berbeda-beda.”

Berbeda dengan manusia, jin bisa berumur sampai ribuan tahun, bahkan puluhan ribu tahun, begitu pula Azazil. Dia beribadah kepada Allah selama 1000 tahun di bumi. Sebagai balasan ibadahnya yang tekun tersebut, Azazil diperbolehkan mengajukan suatu permintaan kepada Allah. Azazil meminta untuk dia dipindahkan ke langit pertama, agar dia bisa beribadah lebih tekun lagi. Allah mengabulkan do’anya. Di langit pertama dia beribadah kepada Allah selama 1000 tahun. Azazil kembali meminta agar dia dipindahkan ke langit kedua. Di langit kedua, Azazil beribadah kepada Allah selama 1000 tahun. Begitulah seterusnya. Azazil dapat beribadah kepada Allah selama 1000 tahun di setiap tingkatan langit. Sampai di langit ke tujuh, total dia sudah beribadah selama 8000 tahun (di bumi dan di tujuh tingkatan langit). Walaupun begitu, Azazil tetap terus beribadah kepada Allah selama ribuan tahun berikutnya.

Karena ketaatan dan pengabdiannya dalam beribadah, Allah mengangkatnya ke derajat Al-Muqarrabun, yaitu suatu derajat tertinggi di sisi Allah. Lebih tinggi dari malaikat. Allah menobatkan Azazil sebagai pemimpin dan imam para malaikat yang berkedudukan di langit. Lebih dari itu, setiap doa dan permintaan Azazil kepada Allah, selalu dikabulkan oleh Allah.

Suatu hari, malaikat Israfil ketika berkeliling surga melihat suatu tulisan yang tergantung di bawah Arsy Allah. Di dalamnya ada suatu tulisan "Seorang hamba Allah yang telah lama mengabdi akan mendapat laknat Allah SWT dengan sebab menolak perintah Allah". Melihat dan membaca tulisan tersebut, malaikat Israfil tadi merasa takut jikalau dialah hamba yang di maksud dalam tulisan. Tak hanya Malaikat Israfil, para malaikat lain juga turut menangis, dimana malaikat-malaikat lain itu juga memiliki kekuatan sama seperti Malaikat Israfil. Akhirnya malaikat Israfil dan para malaikat lain mendatangi Azazil dan menceritakan tulisan tersebut. Lalu para malaikat meminta Azazil untuk mendo’akan mereka kepada Allah agar para malaikat selalu taat terhadap perintah Allah dan tidak menjadi hamba seperti dalam tulisan tersebut.

Azazil menyampaikan do’a para malaikat kepada Allah.
"Ya Allah...! Hamba-Mu yang manakah yang berani menentang perintahMu itu, sungguh aku ikut mengutuknya."
Azazil lalu memanjatkan doa, "Ya Allah, janganlah Engkau murka atas mereka”.
Do’a tersebut dikabulkan oleh Allah. Tapi sayang, Azazil lupa berdo’a untuk dirinya sendiri, padahal dirinya adalah juga termasuk makhluk ciptaan Allah dan merupakan salah satu dari sekian hamba-hambanya.

Selama kurun waktu 120 ribu tahun, Azazil menyandang gelar kehormatan dan kemuliaan, tibalah saatnya Allah menciptakan suatu makhluk untuk dijadikan khalifah di bumi, yaitu manusia. Manusia pertama yang diciptakan Allah adalah nabi Adam AS. Nabi Adam diciptakan Allah dengan sebaik-baik ciptaan dan diberikan segala ilmu pengetahuan.

Dalam Al Qur’an surat Al Baqarah ayat 30-33, Allah berfirman:
وَ إِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلاَئِكَةِ إِنِّيْ جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيْفَةً قَالُوْا أَتَجْعَلُ فِيْهَا مَن يُفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَ نَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَ نُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّيْ أَعْلَمُ مَا لاَ تَعْلَمُوْنَ
“Dan (ingatlah) tatkala Tuhan engkau berkata kepada Malaikat : Sesungguhnya Aku hendak menjadikan di bumi seorang khalifah. Berkata mereka : Apakah Engkau hendak menjadikan padanya orang yang merusak di dalam nya dan menumpahkan darah, padahal kami bertasbih dengan memuji Engkau dan memuliakan Engkau ? Dia berkata : Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (30)
وَ عَلَّمَ آدَمَ الْأَسْمَاءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلاَئِكَةِ فَقَالَ أَنْبِئُوْنِيْ بِأَسْمَاءِ هَؤُلاَءِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِيْنَ
“Dan telah diajarkan-Nya kepada Adam nama-nama semuanya, kemudian Dia kemukakan semua kepada Malaikat, lalu Dia berfirman : Beritakanlah kepada-Ku nama-nama itu semua, jika adalah kamu makhluk-makhluk yang benar.” (31)
قَالُوْا سُبْحَانَكَ لاَ عِلْمَ لَنَا إِلاَّ مَا عَلَّمْتَنَا إِنَّكَ أَنْتَ الْعَلِيْمُ الْحَكِيْمُ
“Mereka menjawab: Maha Suci Engkau ! Tidak ada penge­tahuan bagi kami. kecuali yang Engkau ajarkan kepada Kami. Karena sesungguhnya Engkau­lah Yang Maha Tahu, lagi Maha Bijaksana.” (32)
قَالَ يَا آدَمُ أَنبِئْهُمْ بِأَسْمَآئِهِمْ فَلَمَّا أَنْبَأَهُمْ بِأَسْمَآئِهِمْ قَالَ أَلَمْ أَقُلْ لَّكُمْ إِنِّيْ أَعْلَمُ غَيْبَ السَّمَاوَاتِ وَ الْأَرْضِ وَ أَعْلَمُ مَا تُبْدُوْنَ وَ مَا كُنْتُمْ تَكْتُمُوْنَ
Berkata Dia : Wahai Adam! beritahukanlah kepada mereka nama-nama itu semuanya! Maka tatkala telah diberi­tahukannya kepada mereka nama-nama itu semua, berfirmanlah Dia : Bukankah telah Aku katakan kepada kamu, bahwa sesungguh­nya Aku lebih mengetahui rahasia semua langit dan bumi, dan lebih Aku ketahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang kamu sembunyikan.” (33)

Allah SWT menyuruh semua malaikat termasuk Azazil untuk sujud kepada nabi Adam AS, sebagai sujud penghormatan. Para malaikat menaati perintah Allah, sujud kepada nabi Adam, tapi Azazil enggan untuk bersujud. Saat para malaikat sudah bangun dari sujud, Azazil tetap dalam posisi berdiri. Allah memerintahkan untuk sujud kedua kalinya. Para malaikat kembali menaati perintah Allah, sujud kembali kepada nabi Adam. Lagi-lagi Azazil tidak mau sujud. Saat para malaikat sudah bangun dari sujud yang kedua kalinya, Azazil tetap dalam posisi berdiri, berdiri dalam kesombongan. Dia berdiri tegak dan berpaling dari para malaikat yang sedang bersujud. Dia tidak ingin mengikuti mereka dan tidak pula dia merasa menyesal atas pembangkangannya terhadap Allah.
Firman Allah SWT : (Q.S. Al Baqarah : 34)
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلائِكَةِ اسْجُدُوا لآدَمَ فَسَجَدُوا إِلا إِبْلِيسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ )٣٤(
“ dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para Malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.”

Firman Allah swt  QS Al Kahfi : 50:                                                                 
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلائِكَةِ اسْجُدُوا لآدَمَ فَسَجَدُوا إِلا إِبْلِيسَ كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ أَفَتَتَّخِذُونَهُ وَذُرِّيَّتَهُ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِي وَهُمْ لَكُمْ عَدُوٌّ بِئْسَ لِلظَّالِمِينَ بَدَلا (٥٠(
“ dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para Malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turanan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang-orang yang zalim.”

Firman Allah SWT : (Q.S. Al Israa' : 61)
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلائِكَةِ اسْجُدُوا لآدَمَ فَسَجَدُوا إِلا إِبْلِيسَ قَالَ أَأَسْجُدُ لِمَنْ خَلَقْتَ طِينًا (٦١(
“ dan (ingatlah), tatkala Kami berfirman kepada para Malaikat: "Sujudlah kamu semua kepada Adam", lalu mereka sujud kecuali iblis. Dia berkata: "Apakah aku akan sujud kepada orang yang Engkau ciptakan dari tanah?"

Azazil merasa dirinya berada dalam derajat yang mulia dan tinggi, dia tidak mau sujud kepada nabi Adam, yang menurut dia nabi Adam adalah makhluk yang baru diciptakan, belum beribadah seperti dirinya. Nabi Adam diciptakan dari tanah, sedangkan dirinya dari nyala api. Unsur api lebih tinggi dari unsur tanah. Azazil merasa iri dan somong terhadap nabi Adam. Karena itulah dia tidak mau sujud kepada nabi Adam. Azazil menolak dan menentang perintah Allah SWT.

Akibat pembangkangannya ini, seketika itu juga bentuk tubuh Azazil berubah. Sebelumnya Azazil memilik tubuh yang indah. Kemudian Allah merubahkan mukanya pada asalnya yang sangat indah cemerlangan ke bentuk hina yang menyerupai babi hutan. Allah membentuk kepalanya seperti kepala unta, dadanya seperti daging yang menonjol di atas punggung, wajah yang ada di antara dada dan kepalanya seperti wajah kera, kedua matanya terbelah pada sepanjang permukaan wajahnya. Lubang hidungnya terbuka seperti cerek tukang bekam, kedua bibirnya seperti bibir lembu, taringnya keluar seperti taring babi hutan dan janggut terdapat sebanyak tujuh helai. Setelah itu, Allah mengusirnya dari surga, bahkan dari langit, dari bumi dan ke beberapa jazirah. Dia tidak akan masuk ke bumi melainkan dengan cara sembunyi, Allah melaknatnya hingga hari kiamat. Penyebutan namanya bukan Azazil lagi, melainkan Iblis, yaitu pembangkang.

Meski Iblis pada sebelumnya sangat indah cemerlang rupanya, mempunyai ratusan sayap, banyak ilmu, banyak ibadah serta menjadi kebanggan para malaikat dan pemukanya, dan dia juga pemimpin para malaikat dan banyak lagi, tetapi semua itu tidak menjadi jaminan sama sekali baginya. Ketika Allah membalas tipu daya iblis, maka menangislah Malaikat Jibril dan Mikail. Lalu Allah SWT berfirman kepada para Malaikat, "Apakah yang membuat kamu menangis?", lalu mereka menjawab, "Ya Allah! Kami tidaklah aman dari tipu dayamu.". Kemudian Allah kembali berfirman kepada Malaikat, "Begitulah Aku. Jadilah engkau berdua tidak aman dari tipu daya-Ku.".

Setelah di usir dari surga, maka Iblis berkata, "Ya Tuhanku, Engkau telah mengusir aku dari Surga disebabkan Adam, dan aku tidak menguasainya melainkan dengan penguasaan-Mu." Lalu Allah berfirman pada Iblis, "Engkau dikuasakan atas dia, yakni atas anak cucunya, sebab para nabi adalah maksum.". Berkata lagi iblis, "Tambahkanlah lagi untukku." Allah berfirman, "Tidak akan dilahirkan seorang anak baginya kecuali tentu dilahirkan untukmu dua padanya.".

Berkata iblis lagi, "Tambahkanlah lagi untukku." Lalu Allah berfirman, "Dada-dada mereka adalah rumahmu, engkau berjalan di sana sejalan dengan peredaran darah.". Berkata iblis lagi, "Tambahkanlah lagi untukku.", maka Allah berfirman lagi yang bermaksud, "Dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukan yang berjalan kaki, artinya mintalah tolong menghadapi mereka dengan pembantu-pembantumu, baik yang naik kuda maupun yang berjalan kaki. Dan berserikatlah dengan mereka pada harta, yaitu mendorong mereka mengusahakannya dan mengarahkannya ke dalam haram. Dan pada anak-anak, yaitu dengan menganjurkan mereka dalam membuat perantara mendapat anak dengan cara yang dilarang, seperti melakukan senggama dalam masa haid, berbuat perkara-perkara syirik mengenai anak-anak itu dengan memberi nama mereka Abdul Uzza, menyesatkan mereka dengan cara mendorong ke arah agama yang batil, mata pencarian yang tercela dan perbuatan-perbuatan yang jahat.".

Iblis berkata, “Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan (hari Kiamat).” Berfirman Allah, “Sesungguhnya kamu termasuk yang orang-orang diberi tangguh.” Iblis bersumpah, “Karena Engkau telah menghukumi saya tersesat, saya sungguh akan menghalangi mereka dari jalan Engkau yang lurus (Shirathal Mustaqim). Kemudian saya akan mendatangi mereka dari depan dan dari belakang, dari kanan dan kiri mereka. Engkau tidak akan menemukan kebanyakan dari mereka (ke dalam golongan) yang bersyukur.” Allah berfirman, “Keluarlah kamu darinya (surga) sebagai yang terhina lagi terusir. Sesungguhnya siapa saja di antara mereka (manusia dan jin) yang mengikuti (jejak) kamu, Aku akan benar-benar mengisi neraka Jahannam itu dengan kalian.”. Kejadian tersebut terekam dalam Al Qur’an surat Al Isra’ ayat 60-65, surat Al Hijr ayat 37-38.

Sejak saat itu Iblis terusir dari surga. Tapi sebelum keluar dari surga, Iblis sudah berjanji akan mengeluarkan nabi Adam dari surga juga, seperti dirinya. Dalam kesempatan lain, akan di bahas tentang bagaimana Iblis mampu mengeluarkan nabi Adam dari surga.

Di bumi, Iblis mendirikan kerajaannya di atas air (lautan), meniru Arsy Allah yang juga terletak di atas air, di atas langit ke tujuh. Sedangkan menurut Ibnu Katsir, dalam bukunya yang berjudul "Al-Bidayah Wanniyah" menjelaskan bahwa Iblis mempunyai banyak tentara dan memilih lautan sebagai istana. Seperti diketahui bahwa luas lautan mencapai dua pertiga dari luas bumi. Oleh karena itulah ia menempatkan kerajaannya di lautan agar ia lebih leluasa memerintah bala tentaranya yang jumlahnya sangat banyak sehingga memerlukan pusat kerajaan yang luas. Sedangkan lautan adalah daerah yang sangat luas.

Dari kisah ini, kita bisa mendapatkan pelajaran bahwa Iblis yang dulunya adalah ahli Ibadah dan makhluk Allah yang mulia sekalipun, bisa menjadi makhluk yang dilaknat oleh Allah karena kesalahannya. Untuk itu, sebaiknya kita menjauhi sifat-sifat Iblis seperti sombong, angkuh iri dengki dan yang lainnya agar kita terhindar dari laknat Allah. Sombong, iri, dan dengki adalah permulaan dosa yang dilakukan makhluk terhadap Allah SWT.

Wallahua'lam..


*Disadur dari beberapa sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar