Istilah Yesus Kristus atau Jesus Christ yang
sekarang dijumpai didalam Bible bukanlah nama aslinya.., karena nama itu adalah
hasil terjemahan kedalam bahasa Yunani (Gerika) dari bahasa aslinya yang
diterapkan oleh para penerjemah kitab Bible agar lebih mudah diterima dan
diucapkan oleh masyarakat yang berbahasa Yunani pada abad pertama dan kedua..,
disamping itu, masyarakat Gerika pada saat itu gemar sekali pada mitologi,
kepercayaan, penyembahan berhala kepada dewa ‘Zeus’ dan juga ‘Dionysius’ atau
sejenisnya.., sehingga nama tersebut diterjemahkan dalam bentuk yang sudah
dikenal dan mudah bagi lidah masyarakat mereka, yaitu ‘Iesous,’ kemudian dari
bentuk inilah diperoleh sebutan ‘Jesus’ dalam bahasa Inggris atau ‘Yesus’ dalam
bahasa Indonesia..
Ingat cerita mengenai Barnabas dan Paulus di
Likaonia..?!?
Ketika orang banyak melihat apa yang telah
diperbuat Paulus, mereka itu berseru dalam bahasa Likaonia: “Dewa-dewa telah
turun ke tengah-tengah kita dalam rupa manusia.” Barnabas mereka sebut Zeus dan
Paulus mereka sebut Hermes, karena ia yang berbicara. – Kisah Para Rasul pasal
14 ayat 11 dan 12..
Jika reaksi dari penduduk Yunani semacam ini
yang menganggap Barnabas dan Paulus sebagai dewa berbentuk manusia, maka hal
ini menandakan bahwa keduanya mengalami kesulitan praktis dalam menyebarkan ajaran
tentang Messias Israel..., bagi orang- orang Yunani yang Polytheisme,
penggambaran tentang sosok sang Messias Israel, haruslah sesuai dengan salah
satu dewa mereka, dan mungkin sekali mereka siap untuk menerima ajaran Tauhid dalam
penggambaran seperti ini...
Sebab bagi pemahaman mereka, tetap ada ruang
untuk lebih dari satu.., ajaran Nabi putera Maryam mengenai Tauhid, adalah
suatu bentuk penghapusan semua dewa-dewa yang beragam itu.., ajaran ini yang tidak
bisa diterima oleh mereka.., tugas menciptakan cara hidup yang diajarkan oleh
konsep Tauhid di Yunani tanpa menyesuaikan diri dengan lingkungannya, pastilah
sangat berat, karena itu dimulailah pengadopsian sosok sang Messias dari tokoh
dewa yang sudah ada dan agar tetap tampil beda disesuaikanlah namanya menjadi “Iesous”
seperti yang telah diterangkan dimuka..
Nama Yesus sendiri dalam bahasa Yahudi adalah
(Yaohushua) diucapkan ‘yao-hóo-shua’ – tekanan pada suku kata kedua, dengan
pengucapan huruf hidup pada suku kata pertama seperti pada pengucapan kata
‘how’ dalam bahasa Inggris..
Arti dari Yaohushua ini adalah kuasa Yaohu
menyelamatkan.., Yaohu sendiri berasal dari kata Yáohu UL, yaitu sebutan untuk
Allah dalam bahasa Yahudi sehingga nama itu bisa diartikan Nabi yang akan
menyelamatkan umatnya (yaitu Bangsa Israel) dengan kuasa Allah (seperti yang
juga bisa dirujuk ke Injil Matius pasal 1 ayat 21 : karena dialah yang akan
menyelamatkan umatnya dari dosa mereka.)..
Tetapi patut diingat juga bahwa bahasa yang
digunakan oleh beliau pada waktu itu adalah bahasa Aram (yaitu bahasa ibunya
bangsa semit kuno).., maka nama Yaohushua tersebut dalam bahasa Aramnya adalah
Eesho (bukan Esau).., istilah Aram “Eesho” sama dengan istilah Arab ‘Isa,
karena antara bahasa Arab dengan bahasa Aram merupakan satu rumpun..
Jadi, dalam hal ini, penggunaan nama ‘Isa yang
dijumpai dalam al-Qur’an, jauh lebih tepat dibanding dengan istilah Yesus yang
ada dalam al-Kitab Kristen (Bible)..
Untuk mempelajari khusus tentang nama Yaohushua
ini lebih jauh silahkan untuk membacanya lebih lengkap di “Introduction to the
Restored Name King James Version” http://www.eliyah.com/Scripture/preface.htm
yang juga sudah diterima sebagai salah satu modul resmi aplikasi Electronic
Bible : e- sword (www.e-sword.net ) karya Rick Meyers..
*Dari berbagai sumber..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar