Jin (bahasa arab: جن Janna) secara harfiah
berarti sesuatu yang berkonotasi "tersembunyi" atau "tidak
terlihat". Secara etimologi, asal
pembentukan kata "jin" dari huruf 'jim' (ج)
dan 'nun' (ن) menunjukkan makna tertutup, Syaikh
al-Islam berkata: "Ia dinamakan jin karena ketertutupannya dari pandangan
manusia."
Jadi jin menurut bahasa berarti sesuatu yang
tersembunyi dan halus, sedangkan syetan ialah sifat dari setiap yang durhaka dari
golongan jin dan manusia.
Unsur Dasar
Tentang asal kejadian jin, Allah
menjelaskan, kalau manusia pertama diciptakan dari tanah, maka jin diciptakan
dari api yang sangat panas, dijelaskan dalam Al-Hijr dan Ar-Rahman:
"...dan kami telah menciptakan jin
sebelum (Adam) dari api yang sangat panas." (Al-Hijr 15:27)
"...dan Kami telah menciptakan jin
dari nyala api." (Ar-Rahman 55:15)
Ibnu Abbas, Ikrimah, Mujahid dan Adh-Dhahak berkata, bahwa yang dimaksud dengan
firman Allah: "Dari nyala api, ialah dari api murni". Yang di maksud
dengan api murni adalah tidak dicampur unsur lain, seperti halnya manusia
diciptakan dari berbagai unsur tanah.
Mereka juga berpendapat bahwa yang dimaksud
"api yang sangat panas" (nar al-samum) atau "nyala
api" (nar) dalam firman Allah di atas ialah "api murni".
Ibnu Abbas pernah pula mengartikannya "bara api", seperti dikutip
dalam Tafsir Ibnu Katsir.
Dalam riwayat lain dari Ibnu Abbas:
"Dari bara api." Riwayat ini ditemukan dalam Tafsir Ibnu Katsir.
Dalilnya dari hadits riwayat Aisyah, bahwasanya Rasulullah
bersabda:"Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan
dari nyala api, dan Adam diciptakan dari apa yang disifatkan (diceritakan)
kepada kalian.”

Wujud Fisik
Jin dikatakan memiliki tanduk, berukuran kecil dalam kisah lain dikatakan kecil seperti lalat memiliki sayap.
Menurut ajaran Islam, jin dapat melihat
manusia, namun sebaliknya manusia tidak dapat melihat mereka dalam wujud
aslinya. Jikalau ada manusia yang dapat melihat jin, maka jin yang dilihatnya
itu adalah jin yang sedang menjelma dalam wujud makhluk yang dapat dilihat mata
manusia biasa.
"Sesungguhnya ia dan
pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat
mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu
pemimpin-pemimpim bagi orang-orang yang tidak beriman." (Al-A'rof 7:27)
Kemudian tidak seorangpun mampu melihat
jin, kecuali bila mereka mengubah diri (menjelma) dalam berbagai bentuk.
Hanya nabi dan rasul saja yang sanggup melihat wujud aslinya.
Ada beberapa riwayat yang menjelaskan
bahwasanya mereka mengubah diri ke dalam berbagai bentuk seperti di antaranya:
·
Menjadi seorang lelaki
miskin,
·
Menjadi seorang Syaikh
dari Najd,
·
Berbentuk ular,
·
Berbentuk tikus.
Jin bisa berujud seperti manusia siapapun
kecuali sosok Nabi Muhammad, mereka dapat mengubah wujud mereka menjadi hewan apapun. Serta bisa
berujud Bani Adam seperti waktu setan mendatangi kaum
musyrikin dalam bentuk Suraqah bin Malik kala mereka hendak pergi menuju Badr. Mereka dapat berubah-ubah dalam bentuk
yang banyak, seperti anjing hitam atau juga kucing hitam. Karena warna hitam
itu lebih signifikan bagi kekuatan jin dan mempunyai kekuatan panas.
Bangsa Jin memiliki jenis kelamin seperti
halnya manusia yaitu, pria dan wanita, mereka sanggup beranak-pinak dan
berkembang-biak.
“Patutkah kamu mengambil dia dan
turunan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku,...” (Al-Kahfi 18:50)
Kemudian bangsa Jin juga diyakini berumur
panjang, sampai ribuan tahun, dan bisa mati sebelum datangnya hari kiamat,
kecuali Iblis yang umurnya telah ditangguhkan.
Jin terdiri dari tiga
kelompok, yaitu yang memiliki sayap dan terbang diudara, satu kelompok
berbentuk ular dan satu kelompok nomaden.
Dikisahkan jin ada yang baik
dan ada yang jahat, jin jenis jahat inilah yang sering disebut setan, dan
mereka memakan makan-makanan berasal dari kotoran manusia dan hewan, tulang, sari makanan dan minuman yang tidak
disebutkan nama Allah, mereka menyukai aroma dupa dan kemenyan,
dan minuman yang memabukkan.
Agama
Di antaramereka ada yang beriman dan ada pula
yang kafir seperti halnya manusia, berdasarkan al-Quran surah al-Jin.
“...dan sesungguhnya di antara kami ada
orang-orang yang saleh dan di antara kami ada (pula) yang tidak demikian
halnya. Adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda.” (Al-Jin 72:11)
“...dan sesungguhnya di antara kami ada jin-jin
yang taat dan ada jin-jin yang menyimpang.” (Al Jiin 72:14)
Kalangan bangsa jin juga ada yang menganut ateis, menyembah matahari, bahkan menyembah sesama jin, animisme, dinamisme, namun ada juga yang beragama Majusi,Yahudi, dan Nasrani. Hal ini sebagaimana layaknya
manusia yang memiliki keyakinan dan aqidah yang berbeda-beda.
Habitat
Menurut beberapa hadist setan dari golongan jin tinggal dibeberapa tempat, golongan jin kafir
suka tinggal ditempat yang kotor, dan mereka juga ada yang berdiam di masjid, atau
mengganggu manusia ketika salat. Tempat berdiam di antaranya adalah:
·
Rumah,
·
Pekuburan,
·
Pasar,
·
Lembah,
·
Lautan,
·
Padang pasir,
·
Lubang yang berada
ditanah,
·
Tempat maksiat,
·
Tempat antara panas dan
teduh,
·
Tempat atau benda yang
dianggap keramat,
·
Tempat sunyi.
Qarin
Yang dimaksud dengan qarin dalam surat Qaaf 50:27 ialah yang menyertai. Setiap manusia disertai
"Qarin dari kalangan Jin". Allah berfirman, artinya:
“Yang menyertai dia (qarin) berkata pula:
'Ya Tuhan kami, aku tidak menyesatkan tetapi dialah (manusia) yang berada dalam
kesesatan yang jauh...” (QS Qaaf 50:27)
Manusia dan qarinnya itu akan bersama-sama
pada hari berhisab nanti. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam
Ahmad, Aisyah ra mengatakan:
Rasulullah
keluar dari rumah pada malam hari, aku cemburu karenanya. Tak lama ia
kembali dan menyaksikan tingkahku, lalu ia berkata: "Apakah kamu telah didatangi syetanmu?" "Apakah syetan
bersamaku?" Jawabku, "Ya, bahkan setiap
manusia." Kata Nabi Muhammad
. "Termasuk engkau juga?" Tanyaku lagi. "Betul,
tetapi Allah menolongku hingga aku selamat dari godaannya." Jawab
Nabi (HR Ahmad).


Berdasarkan hadits ini, Nabi Muhammad juga
ternyata didampingi qarin. Hanya qarin itu tidak
berkutik terhadapnya. Lalu bagaimana mendeteksi keberadaan jin (misalnya di
rumah kita), apa tanda-tanda seseorang kemasukan jin? Tidak ada cara atau alat
yang bisa mendeteksi keberadaan jin. Sebab jin dalam wujud aslinya merupakan
makhluk ghaib yang tidak mungkin dilihat manusia.
Manusia yang biasa tidak mampu melihat jin,
melainkan mereka yang telah diizinkan Allah.Didalam Al-Quran melarang sama
sekali kita meminta pertolongan kepada Jin, ini membuktikan terdapat beberapa
bilangan manusia yang mampu melihat dan berbicara dengan mereka. Ada juga
sesetengah ahli agama yang tersilap bicara diatas nafsu mereka seperti
mengatakan Jin memakan asap padahal perkara ini tidak disebut sama sekali di
dalam Al-Quran.
“...dan bahwasanya ada beberapa orang
laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di
antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan.” (Al-Jin
72:6)
Pada dasarnya bentuk rupa Jin
tidak banyak berbeda
dari bentuk rupa manusia, yaitu mereka
memiliki jenis kelamin, memiliki hidung
mata, tangan, kaki, telinga dan
sebagainya,
sebagaimana yang di miliki oleh manusia. Pada dasarnya 80 hingga 90 persen Jin menyerupai manusia. Hanya perbedaan fisik Jin adalah lebih kecil dan halus dari manusia. Bentuk tubuh mereka itu ada yang pendek, ada yang tinggi dan bermacam-macam warnanya, yaitu putih, merah, biru, hitam dan sebagainya. Jin kafir dan Jin Islam yang fasik itu memiliki rupa yang buruk dan menakutkan. Sedangkan Jin Islam yang saleh memiliki paras yang elok. Menurut beberapa pendapat, tinggi Jin yang sebenarnya adalah sekitar tiga hasta saja. Pengetahuan mereka lebih luas dan berumur sangat panjang sampai beribu-ribu tahun umurnya. Kecepatan Jin bergerak melebihi kecepatan cahaya dalam suatu waktu.
sebagaimana yang di miliki oleh manusia. Pada dasarnya 80 hingga 90 persen Jin menyerupai manusia. Hanya perbedaan fisik Jin adalah lebih kecil dan halus dari manusia. Bentuk tubuh mereka itu ada yang pendek, ada yang tinggi dan bermacam-macam warnanya, yaitu putih, merah, biru, hitam dan sebagainya. Jin kafir dan Jin Islam yang fasik itu memiliki rupa yang buruk dan menakutkan. Sedangkan Jin Islam yang saleh memiliki paras yang elok. Menurut beberapa pendapat, tinggi Jin yang sebenarnya adalah sekitar tiga hasta saja. Pengetahuan mereka lebih luas dan berumur sangat panjang sampai beribu-ribu tahun umurnya. Kecepatan Jin bergerak melebihi kecepatan cahaya dalam suatu waktu.
Karena Jin terdiri dari
mahkluk yang seni dan
tersembunyi, tidak zahir seperti manusia
dan tidak sepenuhnya ghaib seperti
Malaikat, maka ruang yang kecil pun bisa
di duduki oleh jutaan Jin dan juga dapat
merasuki dan menghuni tubuh manusia.
Jumlah Jin terlalu banyak sehingga menurut beberapa pendapat mengatakan bahwa jika jumlah semua manusia dari Nabi Adam sampai hari kiamat dikalikan dengan hewan-hewan, dikalikan dengan
batu batu, dikalikan dengan pasir-pasir
dan semua tumbuh-tumbuhan. Itu pun
hanya sepersepuluh dari total Jin. Sedangkan total Jin adalah sepersepuluh dari total Malaikat. Total Malaikat hanya Allah dan Rasulnya saja yang mengetahuinya. Alam tempat berdiamnya Jin adalah di lautan, daratan, di udara dan di Alam Mithal yaitu suatu alam yang terletak diantara alam manusia dan alam malaikat.
Bangsa jin telah ada 2.000
tahun sebelum terciptanya Nabi Adam. Para
jin terdiri dari banyak bangsa dan suku, mereka menikah, mempunyai keturunan,
dan sebagainya. Allah memberikan
mereka kekuatan yang besar. Tapi mereka menghasilkan begitu banyak kerusakan
di muka bumi, mereka saling berperang, saling berbuat curang, saling merampas
hak satu sama lain. Jadi Allah S.W.T. mengirimkan pasukan malaikat untuk
memerangi mereka, dan pasukan malaikat ini mendesak mereka dari bumi dan
memaksa mereka hidup di sebuah pulau dalam laut.
Allah memberitahu para
malaikat bahwa sebuah makhluk akan diciptakan dari tanah, sedangkan para
malaikat telah mengetahui kelakukan para jin sebelumnya. Para jin saling
berperang dan melakukan kerusakan di bumi. Jadi para malaikat menjawab “Ya
Allah, apakah Kau akan menciptakan sebuah makhluk di bumi yang akan menumpahkan
darah dan melakukan kerusakan lagi, sedangkan kami mengagungkan nama-Mu.”
Mereka tidak
membantah, tapi mereka kebingungan “Lihatlah apa yang bangsa jin perbuat,
kami tidak mengerti mengapa Allah ingin menciptakan makhluk lainnya karena
mereka akan membuat pertumpahan darah dan kerusakan.” Tapi Allah tidak
menjelaskannya kepada mereka karena mereka tidak akan mengerti sampai mereka
melihatnya sendiri, jadi Allah berfirman “Aku tahu tahu hal-hal yang tidak
kalian ketahui.”
ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ
ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟﻪَ ﺇِﻻَّ ﺃَﻧْﺖَ ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻙَ ﻭَﺃَﺗُﻮْﺏُ ﺇِﻟَﻴْﻚ
“Maha suci Engkau ya Allah, dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau. Aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.”
“Maha suci Engkau ya Allah, dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau. Aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.”
Sumber:
Ø
Al Qur’an
Ø
Al Hadits
Ø
Buku Dialog dengan Jin
Muslim, Muhammad Isa Daud.Penerbit:Pustaka Hidayah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar