Iklan Blogger

Jumat, 09 Agustus 2019

ARAB PENGGANTI ISRAEL




Jika kita menengok fakta sejarah kita akan mengetahui betapa tinggi keistimewaan yang Allah SWT berikan kepada bangsa Israel.., sederetan nama Nabi banyak dilahirkan dari bangsa ini, sebut saja Nabi Musa, Salomo (Sulaiman AS), Yesaya, Yehezkiel, Daniel, Hozea, Yoel, Maleakhi, Yohanes pembaptis, dan Isa AS (Yesus), mereka semua adalah nabi-nabi yang terlahir dari golongan bangsa Israel..

Fakta inilah yang mungkin membuat Bangsa  Israel  berkeyakinan  bahwa  mereka adalah “bangsa pilihan” Tuhan.., menurut mereka Tuhan menciptakan alam semesta beserta isinya untuk kepentingan dan kesejahteraan mereka.., mereka merasa sebagai subjek, sedangkan bangsa lain cukup sebagai pelengkap penderita.., hanya diri mereka yang dianggap “manusia”, sedangkan bangsa lain hanyalah pembantu, budak, bahkan anjing.., keyakinan seperti itulah yang membuat mereka selalu merasa lebih dari bangsa lain..


Pernyataan-pernyataan seperti tersebut di atas, bukan sebuah dramatisasi belaka, melainkan bersumber dari Alkitab (Bibel) yang mereka yakini sebagai kitab suci mereka.., simaklah ayat-ayat berikut ini:

(Keluaran 19:6) “Kamu akan menjadi bagiKu kerajaan iman dan bangsa yang kudus. Inilah semuanya firman yang harus kaukatakan kepada orang Israel”.
(Ulangan 7:14) “Engkau akan diberkati lebih daripada segala bangsa”.
(Ulangan 7:16)“Engkau harus melenyapkan segala bangsa yang diserahkan kepadamu oleh Tuhan, Allahhmu; janganlah engkau merasa sayang kepada mereka….”.
(Markus 7:26-29) “Perempuan itu seorang Yunani bangsa Siro Fenesia. Ia memohon kepada Yesus untuk mengusir setan itu dan anaknya. Lalu Yesus berkata kepadanya: “Biarlah anak-anak kenyang dahulu, sebab tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.”Tetapi perempuan itu menjawab: “Benar Tuhan. Tetapi anjing yang dibawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak. “Maka kata Yesus kepada perempuan itu: “Karena kata-katamu itu pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu.”.

Pernyataan-pernyataan Bibel tersebut di atas menjelaskan betapa bangsa Israel menganggap diri mereka istimewa sampai mereka menyatakan dirinya sebagai “bangsa pilihan Tuhan”.., oleh karena itu mereka boleh berbuat apa saja terhadap bangsa lain, termasuk membantai (melenyapkan) bangsa-bangsa lain.., dan semua itu dilakukan atas nama Tuhan.., keunggulan dan keistimewaan yang Allah SWT berikan kepada mereka membuat mereka lupa daratan, kesalahan-kesalahan fatal kerap mereka lakukan sehingga keutamaan-keutamaan itu berubah menjadi celaan dan murka.., nabi mereka sendiri pun pernah melontarkan hal ini:

(Ulangan 9:24) “Bahkan kamu menentang TUHAN, sejak aku mengenal kamu.”
(Ulangan 31 27-28) : “(27) Sebab aku mengenal kedegilan dan tegar tengkukmu. Sedangkan sekarang, selagi aku hidup bersama-sama dengan kamu, kamu sudah menunjukkan kedegilanmu terhadap TUHAN, terlebih lagi nanti sesudah aku mati. (28) Suruhlah berkumpul kepadaku segala tua-tua sukumu dan para pengatur pasukanmu, maka aku akan mengatakan hal yang berikut kepada mereka dan memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap mereka.”

Dua ayat di atas adalah ekspresi kekesalan yang ditunjukkan oleh nabi Musa karena kesombongan dan kesewenang-wenganan mereka terhadap ayat-ayat Tuhan. Bahkan pada ayat lain Tuhan secara tegas mengecam kaum pembangkang ini:



(Ulangan 32:21) “Mereka membangkitkan cemburu-Ku dengan yang bukan Allah, mereka menimbulkan sakit hati-Ku dengan berhala mereka. Sebab itu Aku akan membangkitkan cemburu mereka dengan yang bukan umat, dan akan menyakiti hati mereka dengan bangsa yang bebal.”

Perhatikan ayat di atas, Tuhan membalas kesewenang-wenangan mereka dengan membuat mereka cemburu. Tuhan mencabut keunggulan dan keutamaan yang selama ini mereka bangga-banggakan dan memberikan itu semua kepada bangsa yang bebal (bodoh).


Siapakah yang dimaksud dengan “bangsa bebal” pada ayat di atas?

Sebelum kita menyimak fakta dan data sejarah yang ada untuk menemukan siapakah bangsa bebal yang ada pada ayat di atas, ada baiknya kita lihat terlebih terdahulu bagaimana orang-orang yang menguasai alkitab menafsirkan ayat di atas. Jika kita teliti hampir seluruh orang yang mengetahui tafsir alkitab mengarahkan kata “yang bukan umat” dan “bangsa yang bebal” kepada Bangsa Arab. Bahkan Thomas Carlyle melontarkan julukan yang sangat menyakitkan untuk bangsa Arab ketika ia menyebut Bangsa Arab sebagai “penggembala miskin yang tidak diperhitungkan dunia”.

Memang harus kita akui, dibandingkan Mesir, China, Yunani, Israel, Persi dan lain-lain, peradaban Arab memang lemah, jauh di bawah dan tidak terlalu diperhitungkan dalam pentas peradaban dunia. Namun Allah SWT berkehendak lain, bangsa bebal yang tidak berpengetahuan sontak menjadi menjadi perhatian dunia.

Dari Bangsa yang lemah ini muncul nabi terakhir yang membawa risalah kenabian, menggantikan nabi-nabi sebelumnya untuk menyampaikan wahyu-wahyu Tuhan kepada seluruh umat manusia. Dialah Muhammad Rasulullah SAW, nabi yang mampu mengangkat peradaban Bangsa Arab dalam waktu yang relatif singkat.

Ironisnya fakta ini selalu diingkari oleh bangsa terkemuka termasuk Israel. Mereka tidak mau menerima kenyataan bahwa rentetan nabi-nabi yang sebelumnya selalu muncul dari bangsa mereka justru di tutup dengan seorang Nabi yang muncul dari bangsa yang bebal dan lemah. Itulah bentuk nyata kesombongan mereka, padahal alkitab sendiri (dengan segala kerancuan dan kontradiksinya) dalam beberapa ayatnya sudah memberi isyarat tentang hal ini. Simak ayat-ayat di bawah ini:

(Matius 21:43) “Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu.”

Perhatikan dengan seksama ayat di atas, ayat ini merupakan perkataan Yesus yang jauh hari sudah memprediksi bahwa dirinya adalah Nabi terakhir dari Bangsa Israel. Dan setelah itu akan muncul buah (Nabi) dari bangsa yang diberi kerajaan Allah. Ayat di atas didukung dengan beberapa ayat yang ada di dalam Al-Kitab, di antaranya ayat-ayat berikut ini:

(Ulangan 33:1-3) ,(1) Inilah berkat yang diberikan Musa, abdi Allah itu, kepada orang Israel sebelum ia mati. (2) Berkatalah ia: “TUHAN datang dari Sinai dan terbit kepada mereka dari Seir; Ia tampak bersinar dari pegunungan Paran dan datang dari tengah-tengah puluhan ribu orang yang kudus; di sebelah kanan-Nya tampak kepada mereka api yang menyala. (3) Sungguh Ia mengasihi umat-Nya; semua orang-Nya yang kudus–di dalam tangan-Mu lah mereka, pada kaki-Mu lah mereka duduk, menangkap sesuatu dari firman-Mu.”

Ada beberapa poin penting yang perlu kita perhatikan agar kita bisa menangkap isi ayat ini.

1.     “…TUHAN datang dari Sinai”
Sinai (Bukit Turisaina) adalah tempat di mana ALLAH SWT bercakap dengan Nabi Musa AS.

2.     “…dan terbit kepada mereka dari Seir.”
Seir, adalah tempat kelahiran Nabi Isa dan beliau mendapat wahyu.

3.     “..Ia tampak bersinar dari pegunungan Paran”

Paran, adalah nama gurun tempat tinggal Nabi Ismail dan Ibunya (Siti Hajar).  Sebagaimana dicantumkan dalam Kitab Kejadian 21:21 “Maka tinggallah ia (Ismail) di padang gurun Paran, dan ibunya (Hagar) mengambi seorang isteri baginya dari tanah Mesir.”
Hal ini diperkuat oleh ayat lain yaitu, Hibakuk 3:3 berikut ini:

“Allah datang dari negeri Teman dan Yang Maha kudus dari pegunungan Paran. Sela Keagungan-Nya menutupi segenap langit, dan bumipun penuh dengan pujian kepada-Nya.”

Pastilah telah menjadi kesepakatan kita bahwa Ismail dan Ibunya adalah nenek moyang bangsa Arab, singkatnya pegunungan Paran adalah tempat tinggal bangsa Arab. Lalu jika kita berbicara secara historis, pada periode setelah Yesus adakah sosok yang muncul dari pegunungan Paran selain Muhammad SAW ?

Itu berarti bahwa beliaulah sang sinar dari pegunungan Paran yang menerima wahyu sebagaimana Nabi Musa telah menerimanya di Sinai dan Nabi Isa juga menerimanya di Seir.

4.     “..dan datang dari tengah-tengah puluhan ribu orang yang kudus;”

Puluhan ribu orang yang kudus, adalah kiasan dari para sahabat Rasulullah SAW yang berbondong-bondong memasuki Mekkah pada peristiwa Fathul Makkah (penguasaan Kota Mekkah) sehingga jumlah mereka mencapai puluhan ribu. Mereka adalah orang-orang yang memiliki jiwa yang suci (Kudus). Hal ini sebagaimana disampaikan oleh al-quran:

 “Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.”

5.     “..di sebelah kanan-Nya tampak kepada mereka api yang menyala..”
Ini berarti bahwa di tangan Rasulullah ada hukum / syariat yang tegas dan tidak pernah berubah.

6.     “…Sungguh Ia mengasihi umat-Nya;
Allah SWT berfirman dalam Al-Quran:

“Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.” (QS. At-Taubah: 128)

Jika kita mau berfikir secara jernih ayat Ulangan 33:1-3 dan Matius 21:43 yang tersebut di atas sudah cukup untuk menjadi bukti bahwa hegemoni Israel sebagai bangsa para nabi sudah berakhir dan telah berpindah pada sebuah bangsa yang bertempat tinggal di Pegunungan Paran.

Marilah kita terus menggali cakrawala mata dan hati kita, agar kita menjadi manusia yang berkembang baik raga ataupun jiwa. Mampu menerima fakta yang ada dengan penuh kesadaran dan meninggalkan ego serta kefanatikan. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan hidayah-Nya kepada kita. Aamiin.

Sumber:

1. Al Qur'an
2. Alkitab/bibel
3. Sumber lainnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar