Jika kita menengok fakta sejarah kita akan
mengetahui betapa tinggi keistimewaan yang Allah SWT berikan kepada bangsa
Israel.., sederetan nama Nabi banyak dilahirkan dari bangsa ini, sebut saja
Nabi Musa, Salomo (Sulaiman AS), Yesaya, Yehezkiel, Daniel, Hozea, Yoel,
Maleakhi, Yohanes pembaptis, dan Isa AS (Yesus), mereka semua adalah nabi-nabi
yang terlahir dari golongan bangsa Israel..
Fakta inilah yang mungkin membuat Bangsa Israel
berkeyakinan bahwa mereka adalah “bangsa pilihan” Tuhan.., menurut
mereka Tuhan menciptakan alam semesta beserta isinya untuk kepentingan dan
kesejahteraan mereka.., mereka merasa sebagai subjek, sedangkan bangsa lain
cukup sebagai pelengkap penderita.., hanya diri mereka yang dianggap “manusia”,
sedangkan bangsa lain hanyalah pembantu, budak, bahkan anjing.., keyakinan
seperti itulah yang membuat mereka selalu merasa lebih dari bangsa lain..
Pernyataan-pernyataan seperti tersebut di atas,
bukan sebuah dramatisasi belaka, melainkan bersumber dari Alkitab (Bibel) yang
mereka yakini sebagai kitab suci mereka.., simaklah ayat-ayat berikut ini:
(Keluaran 19:6) “Kamu akan menjadi bagiKu
kerajaan iman dan bangsa yang kudus. Inilah semuanya firman yang harus
kaukatakan kepada orang Israel”.
(Ulangan 7:14) “Engkau akan diberkati lebih
daripada segala bangsa”.
(Ulangan 7:16)“Engkau harus melenyapkan segala
bangsa yang diserahkan kepadamu oleh Tuhan, Allahhmu; janganlah engkau merasa
sayang kepada mereka….”.
(Markus 7:26-29) “Perempuan itu seorang Yunani
bangsa Siro Fenesia. Ia memohon kepada Yesus untuk mengusir setan itu dan
anaknya. Lalu Yesus berkata kepadanya: “Biarlah anak-anak kenyang dahulu, sebab
tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya
kepada anjing.”Tetapi perempuan itu menjawab: “Benar Tuhan. Tetapi anjing yang
dibawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak. “Maka kata Yesus
kepada perempuan itu: “Karena kata-katamu itu pergilah sekarang sebab setan itu
sudah keluar dari anakmu.”.
Pernyataan-pernyataan Bibel tersebut di atas
menjelaskan betapa bangsa Israel menganggap diri mereka istimewa sampai mereka
menyatakan dirinya sebagai “bangsa pilihan Tuhan”.., oleh karena itu mereka
boleh berbuat apa saja terhadap bangsa lain, termasuk membantai (melenyapkan)
bangsa-bangsa lain.., dan semua itu dilakukan atas nama Tuhan.., keunggulan dan
keistimewaan yang Allah SWT berikan kepada mereka membuat mereka lupa daratan,
kesalahan-kesalahan fatal kerap mereka lakukan sehingga keutamaan-keutamaan itu
berubah menjadi celaan dan murka.., nabi mereka sendiri pun pernah melontarkan
hal ini:
(Ulangan 9:24) “Bahkan kamu menentang TUHAN,
sejak aku mengenal kamu.”
(Ulangan 31 27-28) : “(27) Sebab aku mengenal
kedegilan dan tegar tengkukmu. Sedangkan sekarang, selagi aku hidup
bersama-sama dengan kamu, kamu sudah menunjukkan kedegilanmu terhadap TUHAN,
terlebih lagi nanti sesudah aku mati. (28) Suruhlah berkumpul kepadaku segala
tua-tua sukumu dan para pengatur pasukanmu, maka aku akan mengatakan hal yang
berikut kepada mereka dan memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap
mereka.”
Dua ayat di atas adalah ekspresi kekesalan yang
ditunjukkan oleh nabi Musa karena kesombongan dan kesewenang-wenganan mereka
terhadap ayat-ayat Tuhan. Bahkan pada ayat lain Tuhan secara tegas mengecam
kaum pembangkang ini:
(Ulangan 32:21) “Mereka membangkitkan
cemburu-Ku dengan yang bukan Allah, mereka menimbulkan sakit hati-Ku dengan
berhala mereka. Sebab itu Aku akan membangkitkan cemburu mereka dengan yang
bukan umat, dan akan menyakiti hati mereka dengan bangsa yang bebal.”
Perhatikan ayat di atas, Tuhan membalas
kesewenang-wenangan mereka dengan membuat mereka cemburu. Tuhan mencabut
keunggulan dan keutamaan yang selama ini mereka bangga-banggakan dan memberikan
itu semua kepada bangsa yang bebal (bodoh).
Siapakah yang dimaksud dengan “bangsa bebal”
pada ayat di atas?
Sebelum kita menyimak fakta dan data sejarah
yang ada untuk menemukan siapakah bangsa bebal yang ada pada ayat di atas, ada
baiknya kita lihat terlebih terdahulu bagaimana orang-orang yang menguasai
alkitab menafsirkan ayat di atas. Jika kita teliti hampir seluruh orang yang
mengetahui tafsir alkitab mengarahkan kata “yang bukan umat” dan “bangsa yang
bebal” kepada Bangsa Arab. Bahkan Thomas Carlyle melontarkan julukan yang
sangat menyakitkan untuk bangsa Arab ketika ia menyebut Bangsa Arab sebagai
“penggembala miskin yang tidak diperhitungkan dunia”.
Memang harus kita akui, dibandingkan Mesir,
China, Yunani, Israel, Persi dan lain-lain, peradaban Arab memang lemah, jauh
di bawah dan tidak terlalu diperhitungkan dalam pentas peradaban dunia. Namun
Allah SWT berkehendak lain, bangsa bebal yang tidak berpengetahuan sontak menjadi
menjadi perhatian dunia.
Dari Bangsa yang lemah ini muncul nabi terakhir
yang membawa risalah kenabian, menggantikan nabi-nabi sebelumnya untuk
menyampaikan wahyu-wahyu Tuhan kepada seluruh umat manusia. Dialah Muhammad
Rasulullah SAW, nabi yang mampu mengangkat peradaban Bangsa Arab dalam waktu
yang relatif singkat.
Ironisnya fakta ini selalu diingkari oleh
bangsa terkemuka termasuk Israel. Mereka tidak mau menerima kenyataan bahwa
rentetan nabi-nabi yang sebelumnya selalu muncul dari bangsa mereka justru di
tutup dengan seorang Nabi yang muncul dari bangsa yang bebal dan lemah. Itulah
bentuk nyata kesombongan mereka, padahal alkitab sendiri (dengan segala
kerancuan dan kontradiksinya) dalam beberapa ayatnya sudah memberi isyarat
tentang hal ini. Simak ayat-ayat di bawah ini:
(Matius 21:43) “Sebab itu, Aku berkata
kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan
kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu.”
Perhatikan dengan seksama ayat di atas, ayat
ini merupakan perkataan Yesus yang jauh hari sudah memprediksi bahwa dirinya
adalah Nabi terakhir dari Bangsa Israel. Dan setelah itu akan muncul buah
(Nabi) dari bangsa yang diberi kerajaan Allah. Ayat di atas didukung dengan
beberapa ayat yang ada di dalam Al-Kitab, di antaranya ayat-ayat berikut ini:
(Ulangan 33:1-3) ,(1) Inilah berkat yang
diberikan Musa, abdi Allah itu, kepada orang Israel sebelum ia mati. (2)
Berkatalah ia: “TUHAN datang dari Sinai dan terbit kepada mereka dari Seir; Ia
tampak bersinar dari pegunungan Paran dan datang dari tengah-tengah puluhan
ribu orang yang kudus; di sebelah kanan-Nya tampak kepada mereka api yang
menyala. (3) Sungguh Ia mengasihi umat-Nya; semua orang-Nya yang kudus–di dalam
tangan-Mu lah mereka, pada kaki-Mu lah mereka duduk, menangkap sesuatu dari
firman-Mu.”
Ada beberapa poin penting yang perlu kita
perhatikan agar kita bisa menangkap isi ayat ini.
1.
“…TUHAN datang dari Sinai”
Sinai (Bukit Turisaina) adalah tempat di mana
ALLAH SWT bercakap dengan Nabi Musa AS.
2.
“…dan terbit kepada mereka dari Seir.”
Seir, adalah tempat kelahiran Nabi Isa dan
beliau mendapat wahyu.
3.
“..Ia tampak bersinar dari pegunungan Paran”
Paran, adalah nama gurun tempat tinggal Nabi
Ismail dan Ibunya (Siti Hajar).
Sebagaimana dicantumkan dalam Kitab Kejadian 21:21 “Maka tinggallah ia
(Ismail) di padang gurun Paran, dan ibunya (Hagar) mengambi seorang isteri
baginya dari tanah Mesir.”
Hal ini diperkuat oleh ayat lain yaitu, Hibakuk
3:3 berikut ini:
“Allah datang dari negeri Teman dan Yang Maha
kudus dari pegunungan Paran. Sela Keagungan-Nya menutupi segenap langit, dan
bumipun penuh dengan pujian kepada-Nya.”
Pastilah telah menjadi kesepakatan kita bahwa
Ismail dan Ibunya adalah nenek moyang bangsa Arab, singkatnya pegunungan Paran
adalah tempat tinggal bangsa Arab. Lalu jika kita berbicara secara historis,
pada periode setelah Yesus adakah sosok yang muncul dari pegunungan Paran selain
Muhammad SAW ?
Itu berarti bahwa beliaulah sang sinar dari
pegunungan Paran yang menerima wahyu sebagaimana Nabi Musa telah menerimanya di
Sinai dan Nabi Isa juga menerimanya di Seir.
4.
“..dan datang dari tengah-tengah puluhan ribu orang yang kudus;”
Puluhan ribu orang yang kudus, adalah kiasan
dari para sahabat Rasulullah SAW yang berbondong-bondong memasuki Mekkah pada
peristiwa Fathul Makkah (penguasaan Kota Mekkah) sehingga jumlah mereka
mencapai puluhan ribu. Mereka adalah orang-orang yang memiliki jiwa yang suci
(Kudus). Hal ini sebagaimana disampaikan oleh al-quran:
“Muhammad itu adalah utusan Allah dan
orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir,
tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari
karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka
dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat
mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas
itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di
atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah
hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang
mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal
yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.”
5.
“..di sebelah kanan-Nya tampak kepada mereka api yang menyala..”
Ini berarti bahwa di tangan Rasulullah ada
hukum / syariat yang tegas dan tidak pernah berubah.
6.
“…Sungguh Ia mengasihi umat-Nya;
Allah SWT berfirman dalam Al-Quran:
“Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul
dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan
(keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap
orang-orang mukmin.” (QS. At-Taubah: 128)
Jika kita mau berfikir secara jernih ayat
Ulangan 33:1-3 dan Matius 21:43 yang tersebut di atas sudah cukup untuk menjadi
bukti bahwa hegemoni Israel sebagai bangsa para nabi sudah berakhir dan telah
berpindah pada sebuah bangsa yang bertempat tinggal di Pegunungan Paran.
Marilah kita terus menggali cakrawala mata dan
hati kita, agar kita menjadi manusia yang berkembang baik raga ataupun jiwa.
Mampu menerima fakta yang ada dengan penuh kesadaran dan meninggalkan ego serta
kefanatikan. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan hidayah-Nya kepada kita.
Aamiin.
Sumber:
1. Al Qur'an
2. Alkitab/bibel
3. Sumber lainnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar